Berikut 5 negara dengan tingkat pembajakan tertinggi versi BSA:
1. Venezuela: Tingkat pembajakan 88%, Kerugian USD 668 juta
2. Indonesia: 86%, USD 1,467 miliar
3. China: 77%, USD 8,902 miliar
4. Thailand: 72%, USD 852 juta
5. Argentina: 69%, USD 657 juta.
Indonesia didapuk Bussines Software Alliance (BSA) sebagai negara dengan
presentase pembajakan software mencapai 86%. Tentu saja angka ini
terbilang tinggi. Lantas, bagaimana dengan negara lain.
Sebelum mengeluarkan hasil untuk tahun 2011 ini, BSA melakukan riset kepada hampir 15 ribu pengguna komputer di 33 negara di seluruh dunia.
"Dari hasil tersebut angka pembajakan software PC secara global mendekati angka 42%. Dengan potensi kehilangan mencapai USD 63,4 miliar," terang Direktur Senior Anti-Piracy software BSA Asia Pacifik Turan Sawney, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (15/5/2012).
Dari 33 negara tersebut, Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara yang paling banyak memakai software ilegal. Dengan tingkat presentase mencapai 86% dan estimasi kerugian mencapai USD 1,467 miliar.
"Walaupun besar, sebetulnya jumlah tersebut turun 1% dari 87 % di tahun 2010 atau naik 1% di tahun 2009. Ini artinya 8 dari 10 software yang dipasang di komputer adalah software illegal," tambahnya.
Sementara posisi pertama atau yang tertinggi diraih Venezuela, dengan tingkat pembajakan mencapai 88% dengan tingkat kerugian mencapai USD 668 juta.
Turan menjelaskan, tingginya pembajakan di suatu negara belum tentu tinggi secara nilai kerugian. Pasalnya, penghitungan juga didasarkan pada pengeluaran untuk pembelian software legal dengan penetrasi PC yang terjual dibagi penjualan softwate ilegal.
Sebelum mengeluarkan hasil untuk tahun 2011 ini, BSA melakukan riset kepada hampir 15 ribu pengguna komputer di 33 negara di seluruh dunia.
"Dari hasil tersebut angka pembajakan software PC secara global mendekati angka 42%. Dengan potensi kehilangan mencapai USD 63,4 miliar," terang Direktur Senior Anti-Piracy software BSA Asia Pacifik Turan Sawney, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (15/5/2012).
Dari 33 negara tersebut, Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara yang paling banyak memakai software ilegal. Dengan tingkat presentase mencapai 86% dan estimasi kerugian mencapai USD 1,467 miliar.
"Walaupun besar, sebetulnya jumlah tersebut turun 1% dari 87 % di tahun 2010 atau naik 1% di tahun 2009. Ini artinya 8 dari 10 software yang dipasang di komputer adalah software illegal," tambahnya.
Sementara posisi pertama atau yang tertinggi diraih Venezuela, dengan tingkat pembajakan mencapai 88% dengan tingkat kerugian mencapai USD 668 juta.
Turan menjelaskan, tingginya pembajakan di suatu negara belum tentu tinggi secara nilai kerugian. Pasalnya, penghitungan juga didasarkan pada pengeluaran untuk pembelian software legal dengan penetrasi PC yang terjual dibagi penjualan softwate ilegal.
(sumber : http://inet.detik.com/read/2012/05/15/175553/1917861/398/nih-5-negara-pembajak-software-terbesar / Selasa, 15/05/2012 17:55 WIB )
Pembajakan Software di Indonesia Capai 86%
Kesadaran penggunaan software legal di Indonesia ternyata masih belum
terlalu bagus. Buktinya, dalam survei yang dilakukan oleh Bussines
Software Alliance (BSA), 59% pengguna komputer di Indonesia mengaku
menggunakan software bajakan.
Pencapaian ini membuat tingkat pembajakan di Tanah Air masih tinggi. Dari catatan BSA, di tahun 2011 secara keseluruhan tingkat pembajakan piranti lunak di Indonesia mencapai 86%.
"Walaupun besar, sebetulnya jumlah tersebut turun 1% dari 87% di tahun 2010 atau naik 1% di tahun 2009. Ini artinya 8 dari 10 software yang dipasang di komputer adalah software ilegal," terang Direktur Senior Anti-Piracy software BSA Asia Pacifik Turan Sawney, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (15/5/2012).
Sawney juga menambahkan, akibat dari pembajakan tersebut potensi kerugian bisa mencapai USD 1,467 miliar atau sekitar Rp 12,8 triliun. Kerugian ini dialami tidak hanya oleh pembuat software, tetapi juga negara melalui pajak.
Indonesia di antara negara di Asia Tenggara termasuk yang paling cepat penetrasi penjualan PC, namun paling tinggi juga tingkat pembajakannya.
Dari data yang dipresentasikan Sawney, sebagai perbandingan Thailand tingkat pembajakan mencapai 72% dengan nilai pembajakan USD 852 juta. Lebih bagus lagi Malaysia, yang kesadaran menggunakan software legal lebih tinggi, karena presentase pembajakannya 'cuma' 55% dengan nilai pembajakan USD 657 juta.
"Kesadaran penggunaan software legal dan menghormati hak cipta di Indonesia mesti ditingkatkan. Termasuk peraturan yang harus lebih ditegakkan lagi. Walau selama ini sudah bagus," tandasnya.
Pencapaian ini membuat tingkat pembajakan di Tanah Air masih tinggi. Dari catatan BSA, di tahun 2011 secara keseluruhan tingkat pembajakan piranti lunak di Indonesia mencapai 86%.
"Walaupun besar, sebetulnya jumlah tersebut turun 1% dari 87% di tahun 2010 atau naik 1% di tahun 2009. Ini artinya 8 dari 10 software yang dipasang di komputer adalah software ilegal," terang Direktur Senior Anti-Piracy software BSA Asia Pacifik Turan Sawney, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (15/5/2012).
Sawney juga menambahkan, akibat dari pembajakan tersebut potensi kerugian bisa mencapai USD 1,467 miliar atau sekitar Rp 12,8 triliun. Kerugian ini dialami tidak hanya oleh pembuat software, tetapi juga negara melalui pajak.
Indonesia di antara negara di Asia Tenggara termasuk yang paling cepat penetrasi penjualan PC, namun paling tinggi juga tingkat pembajakannya.
Dari data yang dipresentasikan Sawney, sebagai perbandingan Thailand tingkat pembajakan mencapai 72% dengan nilai pembajakan USD 852 juta. Lebih bagus lagi Malaysia, yang kesadaran menggunakan software legal lebih tinggi, karena presentase pembajakannya 'cuma' 55% dengan nilai pembajakan USD 657 juta.
"Kesadaran penggunaan software legal dan menghormati hak cipta di Indonesia mesti ditingkatkan. Termasuk peraturan yang harus lebih ditegakkan lagi. Walau selama ini sudah bagus," tandasnya.
(sumber : http://inet.detik.com/read/2012/05/15/153029/1917613/398/wah-pembajakan-software-di-indonesia-capai-86 / Selasa, 15/05/2012 15:30 WIB )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar