Rabu, 04 Juni 2014

Pembajakan dan Bagaimana cara menangkalnya

Alasan pembajakan perangkat lunak :

1. Lebih murah ketimbang membeli lisensi asli
2. Format digital sehingga memudahkan untuk disalin ke media lain
3. Manusia cendrung mencoba ‘hal’ baru
4. Undang-undang hak cipta belum dilaksanakan secara tegas
5. Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menghargai ciptaan orang lain


Pembajakan merupakan suatu hal yang biasa terjadi ketika ada software baru yang diluncurkan oleh suatu perusahaan. Cepat lambatnya pembajakan software juga tergantung dari kualitas software itu sendiri, mulai dari banyaknya orang yang menginginkan software tersebut, sampai kegunaan software itu sendiri. Pembajakan dapat berupa berbagai macam cara, mulai dari pembobolan akses keamanan software tersebut agar bisa disebarkan secara Cuma-Cuma, sampai pada tahap menciptakan server pribadi (Private server) untuk bisa menjalankan vitur online dari software tersebut.

Berbagai macam cara dilakukan oleh dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pembajakan, mulai dari peningkatan sistem keamanan software, sampai online register. Namun, hal tersebut juga ibarat pisau bermata dua bagi penjualan software tersebut. Salah satu contohnya adalah game pc “Spore” dimana para pengguna software tersebut lebih senang menggunakan software versi bajakan dibandingkan yang asli. Hal tersebut dikarenakan sistem keamanan yang dinilai terlalu rumit yang ada pada software asli.

Jika suatu software sudah berhasil dibajak, solusi untuk mengobati masalah tersebut adalah mengubah sistem keamanan, atau dengan melewati jalur hukum. Salah satu contohnya adalah bagimana Sony Playstation 3 mengatasi masalah “Jail Break”nya yang dimana para pengguna software bajakan dapat mengakses fitur online melalui software yang memiliki versi yang tergolong cukup terupdate. Hal tersebut memungkinkan bagi pengguna software illegal untuk dapat mengakses fitur Playstation online sama seperti para pemakai software yang asli. Dengan melewati jalur hukum, sony berhasil menahan dan menyita komputer dari salah seorang hacker yang bernama George Hotz yang berhasil membobol akses fitur online sony playstation 3.

George hanya salah satu hacker dari organisasi yang bernama Fail0verflow yang juga berhasil membobol sistem keamanan Nitendo wii. Perusahaan Sony sangat berambisi untuk menyeret organisasi tersebut dalam jalur hukum tersebut. Salah satu caranya adalah dengan memberikan alasan yang kuat bagi situs seperti PayPal, Google, YouTube, Twitter and Slashdot untuk memberikan identitas asli dari anggota kelompok tersebut, yang dimana dianggap sebagai sebuah pelanggaran karena membeberkan nama nama klien mereka yang menjadi rahasia perusahaan. Namun, hal tersebut ditolak oleh hakim mahkamah daerah Susan Illston. Penolakan tersebut merupakan sebuah pukulan berat bagi perusahaan Sony karena sekali lagi gagal untuk menyelesaikan semuanya melewati jalur hukum.

Berbeda dengan Sony, Microsoft menghadapi hal tersebut melalui jalan lain ketika software Windows Phone 7 berhasil dibajak oleh hacker, yaitu dengan memberikan sebuah pakaian dan handphone kepada para hacker tersebut seperti halnya ketika menerima karyawan baru. Hal tersebut dilakukan oleh Microsoft karena mereka sudah lelah memakai jalur hukum yang dinilai sama saja dengan bermain Kucing-Kucingan. Pemberian baju dan handphone tersebut memiliki maksud bahwa Microsoft bersedia mendengarkan pendapat dari para “pihak ketiga” dengan tujuan untuk menciptakan sebuah solusi yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.

Hal tersebut mungkin juga merupakan strategi untuk mendongkrak penjualan Windows Phone 7. Dari segi penjualan menyimpulkan bahwa Sony Playstation 3 memiliki kepopuleran lebih tinggi dari Windows Phone 7. Tidak hanya itu, software aplikasi yang hanya berjumlah 4.000 menandakan bahwa Windows Phone 7 membutuhkan bantuan dari berbagai macam pihak luar (Salah satunya adalah Hacker) untuk dapat mengembangkan dan menjangkau komunitas yang berbeda.

Kasus dari kedua perusahaan besar tersebut menunjukkan bahwa berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah kejahatan dunia maya. Jalur hukum adalah cara paling sering dilakukan oleh perusahaan elektronik untuk menghentikan laju para pelaku kejahatan dunia maya. Jalur hukum memang tergolong efektif karena selain dapat menangkap para pelaku kejahatan tersebut, perusahaan juga dapat mengetahui identitas asli dari para hacker seperti nama, tempat lahir, lokasi saat ini yang memudahkan mereka untuk melacak mereka dan mencegah jika mereka akan melakukan tindakan serupa. Jalur hukum juga dapat memuaskan para konsumen software yang asli karena tindakan mereka untuk membeli software yang asli demi mendapatkan servis sepenuhnya, serta melindungi pencurian identitas, maupun jalan samping (Software bajakan yang memiliki akses sepenuhnya seperti software original) adalah benar.

Jalan yang diambil oleh perusahaan Microsoft juga merupakan suatu cara agar mereka bisa mempertahankan serta mendapatkan konsumen baru melewati cara yang memenangkan kedua belah pihak. Perusahaan Microsoft mengetahui bahwa melewati jalur hukum selain menghabiskan banyak biaya, mereka juga harus melewati berbagai lapisan hukum yang dimana semakin berat jika para hacker berada di negara yang berbeda. Win-win Solution merupakan cara yang akan dipakai oleh Microsoft, karena selain lebih murah dan tidak rumit kita berhadapan dengan para hacker. Para hacker juga dapat membantu mereka dalam hal menjangkau konsumen yang dimana mereka tidak memiliki kemampuan untuk memiliki Windows Phone 7 yang asli yang berakhir dengan penggunaan software bajakan. Saya berpendapat bahwa cara ini juga memiliki sisi negatif terhadap para pelanggan software asli. Mereka merasa bahwa kedudukan mereka disamakan oleh para pelaku kejahatan dunia maya yang juga diberi bonus kaos dan produk Microsoft secara Cuma-Cuma. Hal tersebut juga bisa berakibat meningkatnya tindakan kriminal terhadap pembobolan software Windows Phone 7 karena perusahaan tersebut berada dalam tahap “Memaafkan dan Menerima”.

Jalur hukum atau memaafkan dan menerima, kedua hal tersebut memiliki kegunaan terhadap jenis situasi yang berbeda. Suatu perusahaan akan menggunakan jalur hukum ketika mereka akan melindungi konsumen mereka dalam hal “berhenti memakai produk tersebut karena ada jalan lain yang memiliki keuntungan yang sama”. Memaafkan dan menerima tergolong ampuh apabila suatu produk masih memiliki jumlah konsumen yang tergolong minim, dan ingin mendapatkan konsumen baru dengan cara yang lebih murah.
HAKI alias hak atas kekayaan intelektual di negara-negara lain sudah bisa dijadikan “senjata” dari para produsen software untuk “menggilas” para pembajak produknya. Di negara kita hal seperti itu juga sudah mulai digalakkan. Lihat saja pada awal munculnya UU HAKI, banyak warnet dan perusahaan yang “digrebek” polisi karena disinyalir menggunakan “barang ilegal”. Saat ini mungkin masih banyak dilakukan sweeping software ilegal tapi mengapa di sekitar kita masih banyak juga para pemakai software yang berlisensi “bajakan”. Apa ada yang salah dengan UU HAKI? Yang salah itu undang-undangnya, developer/programmer software, aparat penegak hukumnya, atau masyarakatnya?
Cara mengatasi pembajakan di Indonesia nampaknya tak cukup dengan UU HAKI saja. Berarti harus ada cara lain yang ditempuh oleh para developer/programmer software supaya bisa “bertahan hidup”. Kalau mau terus bertahan dengan mengandalkan UU HAKI itu sah-sah saja. pengaturan tentang HAKI yang mengatur tentang hak cipta di indonesia sudah ter regulasi dengan cukup baik.

Tetapi itu kurang,karena apa.rakyat indonesia adalah rakyat yang mementingkan ke ekonomisan suatu produk dibandingkan kualitas.karena dengan harga ekonomis,rakyat indonesia bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan.itulah salah satunya penyebab pembajakan di indonesia ini masih marak terjadi.Sehingga kami menyuimpulkan cara untuk meminimalisir dari pembajakan di indonesia adalah dengan cara mengsosialisasikan kepada masyarakat akan bagusnya,keuntungannya (baik individu maupun negara) atas sesuatu barang asli atau non bajakan,kemudian dengan cara menindak para pedangan barang-barang bajakan yang beredar banyak di pinggiran jalan,dan tempat lainnya.Bukan hanya itu, pemerintah juga harus membuat bagaimana caranya agar barang asli itu dapat cukup untuk kantong rakyat indonesia yang ada pada menengah ke bawah.agar para rakyat tidak ada yang meresa di diskriminasi.dengan cara membagikan barang-barang asli untuk sosialisasi ke masyarakat. Sehingga masyarakat tau,apa pentingnya dan keuntungan membeli barang asli.dan bukan hanya menindak para pedagang. Tetapi juga harus menindak secara tegas kepada para produsen yang membuat barang-barang bajakan itu.Pemerintah juga harus menyediakan tenaga ahli untuk mengatasinya seperti hacker dan creaker handal untuk mengatasi pembajakan software komputer di indonesia.
 

1 komentar: