Rabu, 04 Juni 2014

Contoh Kasus Pembajakan Games

Duh, Game Indonesia Dibajak Orang Asing

BANDUNG, KOMPAS - Studio pengembang game, Toge Productions, tengah meradang karena game flash mereka, Infectonator 2, ternyata dibajak menjadi sebuah aplikasi di platform Android. Salah satu nama yang diduga sebagai pengunggah permainan itu berasal dari Turki.

Diutarakan oleh Manajer Operasional Toge Production, Jonathan Manuel Gunawan, mereka mendapati game tersebut tersedia untuk diunduh di Google Play Store.

Setelah merilis pernyataan resmi di laman resmi mereka, melaporkan kepada Google maupun Armorgames selaku portal game yang meng-hosting game itu, permainan Infectonator 2 tidak lama kemudian menghilang dari Google Play Store.

Namun, berdasarkan hasil mesin pencarian, game Infectonator versi Android itu ternyata masih beredar di internet. Sang pengunggah bernama Hasan Akyurek, menyebarkannya di berbagai laman web.

Selain di blog pribadi, game itu juga bisa ditemukan di pusat pengunduhan game android seperti androidzoom.com.

"Rupanya sang pengunggah juga pernah melakukan hal serupa untuk game flash lainnya. Diduga juga merupakan porting tidak resmi dari game flash," kata Jonathan, Jumat (11/5).

Menurut komparasi yang mereka lakukan sendiri, permainan Infectonator 2 versi Android memiliki beberapa kelemahan secara visual maupun permainan. Selain tidak stabil, beberapa aspek visual juga terlihat cacat seperti gambar tidak utuh.

Infectonator 2 adalah permainan flash yang menempatkan pemain sebagai pihak yang menyebarkan virus pengubah orang biasa menjadi mayat hidup. Tahapan permainan dimulai dengan menginfeksi satu demi satu kota di dunia.

Permainan ini menjadi salah satu judul unggulan Armorgames sejak dirilis.

Bisa jadi, pembajakan ini adalah bentuk lain dari pujian dari orang lain atas kualitas game besutan developer Indonesia. Meskipun, secara etika, pembajakan itu tetap tidak pantas dilakukan.

 ( sumber : http://tekno.kompas.com/read/2012/05/11/14434680/Duh.Game.Indonesia.Dibajak.Orang.Asing Jumat, 11 Mei 2012)

 

Duh, "Game" Buatan Indonesia Dibajak!

 

KOMPAS.com — Pengembang game asal Surabaya, Elventales Studio, menjadi korban pembajakan karena salah satu karya mereka, yakni "Chase Burger", diubah ke platform iOS dan secara ilegal diletakkan di (Apple) App Store. Padahal, game tersebut hanya dibuat untuk platform Nokia maupun (Adobe) Flash.

Berdasarkan informasi di App Store, game Elventales digubah namanya menjadi "Hungry Chase" oleh developer bernama Zhang Huimei dan ditawarkan secara gratis. Selain nama, tidak ada modifikasi lagi yang dilakukan oleh pelakunya.

"Bahkan, tulisan dan logo studio kami juga tidak dihapus," kata Mahdi Basroni Rizal, CEO Elventales Studio, yang dihubungi Kompas.

Mahdi mengaku baru mengetahui keberadaan game mereka pada hari Kamis (1/11/2012) atau sehari setelah game tersebut dipampangkan di App Store. Saat ini, pihaknya tengah bersurat dengan Apple untuk melaporkan dugaan porting ilegal atas karya mereka.

Kejadian ini bukan pertama kalinya, developer Toge Productions juga pernah mengalaminya saat game Necronator mereka yang semula ada versi flash tiba-tiba ada di Play Store. Game bajakan itu beredar sebelum Necronator versi Android resmi mereka luncurkan.

"Chase Burger" mengisahkan perjuangan tokoh utama untuk mengejar burger miliknya yang terbawa tentara musuh. Pemain hanya perlu meloncat atau meluncur di lantai karena tokoh protagonisnya secara otomatis terus berlari. Game ini mengambil inspirasi dari Canabalt. (eld)

Berikut link game "Chase Burger", http://elventales.com/chase-burger/ dan link App Store dari game "Hungry Chase": https://itunes.apple.com/us/app/hungry-chase/id572392029?mt=8

( sumber : http://tekno.kompas.com/read/2012/11/04/19010677/duh.quotgamequot.buatan.indonesia.dibajak Minggu, 4 November 2012 )

 

Pembajakan di Android Tinggi, Developer Game Banting Harga

 Pembajakan di Android Tinggi, Developer Game Banting Harga

 CALIFORNIA - Tingginya tingkat pembajakan di perangkat Android, memaksa developer (pengembang) game memangkas harga produknya menjadi gratis. Hal ini yang terjadi pada pengembang Dead Trigger, yang menjelaskan pembajakan sebagai alasan pemangkasan harga yang dilakukannya di Google Play.

Madfinger Games menerapkan harga paling murah untuk Dead Trigger dari USD0,99 menjadi gratis di toko aplikasi Android itu. Alasannya, kata Madfinger, karena jumlah unduhan ilegal yang luar biasa tinggi di perangkat Android, meski harga game tersebut sebenarnya tidak mahal.

"Mengenai penurunan harga, alasan utamanya adalah tingkat pembajakan pada perangkat Android yang sangat tinggi. Awalnya, kami berniat membuat permainan ini (Dead Trigger) tersedia untuk sebanyak mungkin orang, itu sebabnya harganya tidak mahal dan beda harganya jauh dengan SHADOWGUN," jelas Madfinger Games di halaman Facebook Dead Trigger, seperti dilansir dari Cnet, Selasa (24/7/2012).

"Tapi di sisi lain, kami tidak berani untuk memberikan game secara gratis karena sejauh ini kami tidak punya format XP free-to-play. Tapi, bahkan dengan harga yang tidak mahal, tingkat pembajakannya sangat besar dan kami memutuskan untuk memberikan Dead Trigger secara gratis," pungkas pengembang game tersebut.

Sebagai perbandingan, jika di Android menjadi game gratis, versi Dead Trigger untuk sistem operasi Apple tetap dibanderol seharga USD0,99. Madfinger Games hanya salah satu dari banyaknya pengembang game yang memerangi unduhan ilegal di perangkat Android.

Sementara itu, pembajakan aplikasi Android adalah suatu hal yang tampaknya menjadi perhatian Google. Terbukti, pekan lalu raksasa mesin pencari itu mengumumkan telah memperkuat OS Android terbaru, Jelly Bean 4.1 dengan fitur baru.

( sumber : http://techno.okezone.com/read/2012/07/24/326/667740/pembajakan-di-android-tinggi-developer-game-banting-harga / Selasa, 24 Juli 2012 - 16:45 wib)

 

 Jepang Makin Serius Lawan Pembajakan


KOMPAS.com – Peranan pemerintah dalam melawan pembajakan software, khususnya game, tak bisa dianggap enteng.

Seriusnya pemerintah dalam mengambil langkah memerangi pembajakan bisa menjadi modal awal keberhasilan pertempuran tanpa akhir tersebut. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah Jepang.
Langkah terbaru yang diambil pemerintah Jepang adalah memberlakukan larangan impor kartu R4. Kartu tersebut notabene merupakan media untuk pembajakan piranti lunak game handheld Nintendo DS. Penjualan R4 sendiri memang telah dicap ilegal oleh pemerintah Jepang sejak 2009.
Sebelumnya, pemerintah negeri Sakura ini telah melakukan penindakan hukum terhadap pengedar kartu R4. Beberapa pelaku dihukum penjara setelah tertangkap tangan menjual R4.
Pihak Nintendo pun telah melaksanakan perang melawan kartu pembajak tersebut di Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, dan Taiwan. Nintendo juga menang dalam persidangan di Australia, Jerman, dan Inggris melawan pembajak tersebut.
( Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2012/11/29/10114066/Jepang.Makin.Serius.Lawan.PembajakanKamis, 29 November 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar